Semua yang dilakukan memang harus didasarkan dengan ilmu. Tanpa terkecuali. Cinta pun harus didasarkan dengan ilmu. Kenapa? Ia, karena memang kodratnya sudah seperti itu. Coba kita buka dalam Al Quran surat (Al-'IsrΔ'):36 - Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Sudah jelas kan? Cinta adalah salah satunya. Ketika kita salah dalam mencintai, akibatnya bisa buruk. Seperti,
1. Ketika menyukai sesuatu dan kita ingin memilikinya tanpa tahu apa kegunaannya, kan bisa terkesan mubazir. Sudah mengeluarkan uang dalam jumlah banyak tapi tidak terpakai, kan rugi.
2. Ketika mencintai seseorang kemudian mengambil jalan pacaran untuk memilikinya, bukan kah itu jalan yang akan menyeret kita kedalam jurang dosa? Pacaran itu mendekati zina. Orang yang berilmu tidak akan mengambil keputusan seperti itu karena mengetahui konsekuensi yang akan dibebankan di pundaknya. Ketika seseorang jatuh cinta, ia harus mempertanggungjawabkannya, ada dua pilihan, mengikhlaskan atau melamar. Salah satu kategori pria sejati yaitu pria yang ketika jatuh cinta ia akan lansung berusaha menghalalkan cintanya dengan cara menikah.
3 Cinta diatas cinta adalah cinta kepada sang Pencipta. Ketika cinta -Nya telah didapat, selamat lah kita dunia akhirat. Yang mencinta tidak akan menyakiti yang dicinta. Namun, bagaimana caranya kita bisa mendapatkan cinta jika dalam perbuatan, sangat jauh dari apa yang disenangi oleh yang di cinta. Jadi, untuk mendapat cinta-Nya, sang pencari cinta harus mengetahui apa saja yang disukai dan yang tidak disukai oleh yang dicinta.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua